Kamis, Mei 13, 2010

Siluet Perjalanan Sang Pengembara

Sendiri,
Sang Pengembara memasuki jalan gelap dan terjal itu.
Menantang segala halang dan rintang yang menghadang

Pagi begitu berat
Bercahaya lengkung pelangi dua warna
Sedang embun masih begitu bening jatuh satu – satu di dedaun pinus.

Dia raih sampul bandana di kepalanya
Menguaraikannya perlahan
Lalu dia sambut semilir kesiap sunyi angin timur
Di tatapnya tajam arah depan
Dan dengan lirih beku bibirnya dia berucap “Bismillahirrohmanirrohiim
Dia pun memulai,
Sebuah perjalanan….

Di bawanya seunggun hasrat - sebaris asa,
Lembar – lembar kalender sejarah,
Juga beban – beban amanat di pundaknya
Meski berat dan kadang tertatih,
Dia tetap tegar melangkah
Karena ayat – ayat telah menuliskannya
Dan dia harus mengikuti ayat – ayat itu, dia tahu…

Dibawanya peta – peta, sketsa – sketsa dan denah – denah.
Tak lupa, lentera jingga ; teman sejatinya
Karena dia mengerti, begitu mengerti,
Jalan – jalan akan penuh simpang,
Berliku dan terjal.



Jakarta, 04 Januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar