Kamis, Mei 13, 2010

Ruang Kuliah Yang Kemarin - Kemarin

Kujalani pagi yang berat , hari ini
Pagi ber-badai nafsu, ber-angin rindu
Berpelun – pelun ratusan bunga
Bercicit puluhan burung gereja
: Pagi yang berat

Dua pasang kipas angin terdengar berisik, meski agak sayup
Mengitari dan memutari dirinya,
Seiring otak dan kepalaku berputar mengelilingi tak indah-nya lengkung wajah Pak Dosen
Masih ruang kuliah yang kemarin –kemarin
Berhias enam lampu yang mulai redup
Seredup semangatku tentang dan untuk engkau

Kusapu ruang kuliah dengan mata jelalatan-ku
Memandangi satu persatu mahasiswa, baik yang aku kenal maupun tak aku kenal
Menangkap pikiran –pikiran mereka lewat rambut daan model – model baju mereka ,
Juga lewat wajah –wajah mereka yang tegang maupun yang santai –santai saja.
Ada yang aku pahami dan ada yang tak aku pahami sama sekali;
Juga ada setengah – setengah yang aku pahami.
Pagi yang berat!

Masih ruang kuliah yang kemarin – kemarin
Berlukis cat kuning pucat pasi tanpa motif
Berpuluh kursi kayu jati hampir semua mahasiswa mendudukinya
Menduduki segala hasrat
Menduduki semua mimpi - mimpi

Serius, tegang , wajah –wajah yang keras
Sekeras mereka meng-obok – obok rumus – rumus ataupun teorema – teorema
Demi hidup ,
Demi pacar dan kekasih gelap.
Demi ayah dan bunda,
Demi harga diri dan sebaris pembuktian
Juga tidak demi apa – apa atau bukan siapa - siapa bagi mereka

Pagi yang berat!
Masih ruang kuliah yang kemarin – kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar