Jauh sudah langkah – langkah kaki menapak
Di padang gersang gurun penantian
Tanpa embun dan hujan
Rasa dan kata
Juga apa – apa dan bukan apa – apa
Hamparan kehampaan dan kekosongan
Jari tanganku tak mampu lagi menghitung jejak – jejak ku
Mengotori trotoar di jalan simpang - simpang
Menghisai taman – taman kota tua
Menulis di kalender – kalender sejarah
Menggambari di tiap ujung dunia
: Berratus abad terjerambab.
: Berratus musim terkoyak luka
Sayangnya, aku tak mengerti kapan akhir penantian ini
Sedang aku ingin secepatnya sambut tarian genit temaram senja
Saat burung – burung camar kembali ke sarang dan riuh domba tak bergema lagi
: Mengenang lagu – lagu lama yang sering aku nyanyikan
: Mengenang ciuman pertama pada kekasih
Ya, Tuhan…
Ku usap wajahku dengan cahaya-Mu
Kutanam di hatiku, keagungan-Mu
Kulabuh di samudra keheningan, ayat – ayat Mu yang tak selesai aku baca…
Ingin ku lepas bandana di kepalaku lalu menyebut nama-Mu
: dengan hening dan bening yang mendamaikan
: inilah hamba-Mu yang kotor di kubangan lumpur dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar