Kamis, Mei 13, 2010

Hujan Di Ufuk Pagi Di Sebuah Dusun

Gemercik rintik hujan di ufuk pagi
Tak ku sangka.
Shubuh – shubuh begini ?
Sedang perkiraan cuaca mengatakan :
“Yogyakarta Cerah, 24 – 30 derajat Celcius”
Begitu tulisan di TV semalam.
Ahh, ternyata…

Masih teramat pagi, hari ini
Dingin pun menusuk - nusuk tulangku
Butir – butir hujan jatuh satu - satu

Jauh ke depan ke batas lengkung cakrawala
Ku tatap dengan kedua bola mata liar ku
Jejalan hitam kian basah
Tak seperti biasa, udara menggelar aroma – aroma sepi
Sesepi aku menembus batas – batas keheningan
Dedaun dan ranting kelor menyalami aku dengan salam ungu.
Salam yang tegas menampar kesadaranku

Dimana perempuan setengah baya yang tiap hari jalan kaki di jalan itu ?

O, itu dia…
: Berpayung plastik putih sedikit kumal.
Di punggungnya ada tenggok yang begitu berat dia bawa dengan selendang hitam
Seberat dia melakoni kemiskinan dan kesahajaannya
Meski dia tetap tegar dan berusaha untuk terus melangkah

Hujan rintik di ufuk pagi di sebuah dusun
Masih di bilangan Gamping, sebuah kecamatan di Jogja

Tak akan pernah hilang dari ingatanku, pagi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar