Menulislah ketika lidah tak cukup untuk menyuarakan gelora dan hasrat di jiwamu.....
Rabu, November 25, 2009
Di Persimpangan Jalan
Ketika kaki-kaki ini bertanya kemana lagi harus melangkah
Sedang jalan penuh simpang dan liku
Meski hati masih juga rindu lembut sapa bidadari
Namun aku seperti kehilangan tenaga untuk menggapainya
Begitu lelah aku mencari, seolah jatuh dan lumpuh
Namun aku bangkit dan tersadar
Ada bisik lembut menyapa sunyi batinku
Aku tak boleh menyerah
Dan harus terus melangkah
Meski hati belum juga menentukan kemana arah dan tujuan
Untuk lembut sapa bidadari …
Unggun Kenangan
Bening yang mendasari jiwa
Terhentak semilir angin di ujung senja yang kian malu-malu menghampiriku
Lalu…..
Aku pandang merah lembayung langit
Lembut awan putih awan menghiasinya
Perlahan,…..
Terkuak memori-memori liarku
Ter rekam jejak-jejak liku dan laku masa lalu
Meski terjatuh lalu bangkit dan tetap tegar berjalan
Oh, senja kala…..
Beberapa musim berlalu
Meninggalkan jejak tentangnya dan terukir kuat di lembar-lembar sejarah perjalananku
Tertulis indah senyum manisnya,
Bening kedua bola matanya,
Juga hitam lurus rambut di kepalanya.
Oh, senja kala….
Meski aku tahu, dia tinggal unggun kenangan
Namun tak mudah bagiku untuk melepaskan dia dari lorong hati.
Sedang sapa lembutnya masih terngiang indah di belantara jiwaku.